Jurnal Kesehatan Terpadu

Indonesia, termasuk Kepulauan Maluku masuk dalam wilayah rawan gempa bumi dan tsunami karena merupakan pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Australia. Catatan dari Catalogue of Tsunamis on the Western Shore of the Pacific Ocean (1974) yang disusun oleh S.L. Soloviev dan Ch. N. Go menyebutkan, antara tahun 1600 hingga 2015, terdapat lebih dari 85 peristiwa gempa dan tsunami di Maluku. Negeri Rutah yang terdiri dari Desa rutah, dusun haruo dan dusun amdua merupakan kawasan padat penduduk yang bermukim sepanjang pesisir pantai dengan jarak <500m dari bibir pantai. Masyarakat Negeri Rutah sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan selalu beraktivitas sekitar pantai membuat besarnya resiko yang dimiliki masyarakat terhadap gempa bumi dan tsunami. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode quasy experiment : pre-post test without control group. Sampel penelitian yaitu masyarakat pesisir pantai Negeri Rutah berjumlah 84 KK. Penyuluhan menggunakan video siaga bencana dan booklet gempa bumi dan tsunami. Uji normalitas dengan uji Saphiro-wilk dan analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh data tidak berdistribusi normal dengan hasil uji wilcoxom sebelum dan sesudah penyuluhan diperoleh nilai p=0,001 (p<0,005) berarti bahwa ada pengaruh signifikan penyuluhan tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami terhadap peningkatan preparedness masyarakat pesisir pantai Negeri Rutah. Penyuluhan dengan metode booklet dan video dapat meningkatkan preparedness bencana gemapa bumi dan tsunami pada masyarakat. Masyarakat serta pemerintah setempat diharapkan mengikuti update terkait kesipasiagaan bencana baik mencari informasi melalui media sosial ataupun mengikuti sosialisasi terkait bencana. Serta perlunya menyiapkan tas siaga bencana serta obat-obatan yang siap dibawa serta ketika bencana datang.

Keywords : Preperedness bencana, gempa bumi, tsunami, masyarakat